Wednesday, January 28, 2009

Susah Meminta Maaf? Ini Tipsnya!

Susah Meminta Maaf? Ini Tipsnya!
Menelan semua harga diri untuk meminta maaf tak semudah membalikkan telapak tangan. beberapa orang memilih untuk mempertahankan segala egonya daripada mengakui kesalahannya.

Ternyata ada trik khusus agar kita lebih mudah mengucap kata maaf, mau tahu?

1. Putuskan waktu yang tepat untuk meminta maaf. Terkadang lebih cepat lebih baik, namun terkadang sebaliknya. Terkadang akan lebih baik meminta maaf ketika perasaan sudah lebih tenang dan kepala sudah dingin.

2. Tulis permintaaan maaf Anda. berlatihlah sebelum meminta maaf, untuk menghindari salah ucap pada saat minta maaf nanti. Jika sulit menuliskan permintaan maaf, gunakan cara lain, misalnya dengan menggunakan perekam suara.

3.Jangan gunakan kalimat yang memperlihatkan bahwa sebenarnya Anda tidak menyesal. Misalnya "Saya mengaku salah..tapi.."

4. Meminta maaflah dengan sungguh-sungguh, akui benar kesalahan. Jangan cari pembenaran akan tindakan Anda.

5. Tunjukkan bahwa permintaan maaf Anda tulus, dan keinginan Anda untuk memperbaiki hubungan memang kuat.

6. Tanyakan kepada orang yang Anda mintai maaf, apakah ada sesuatu yang bisa dilakukan untuk memperbaiki hubungan kalian.

7. Yang paling terakhir, sabarlah. Tidak semua permintaan maaf akan langsung diterima. Berilah waktu untuk orang yang Anda mintai maaf. Eits, jangan ulangi kesalahan Anda. Selamat mencoba!

Monday, January 26, 2009

Sajak Tanpa Nama

ini adalah beberapa "Sajak Tanpa Nama" yang dikirim Oleh teman saya yang sedang menunggu Cinta......



Cinta tak selalu datang membawa kebahagiaan
Tapi terkadang cinta membawa kepedihan
Dan selalu membekas di hati
Suatu luka yang sulit ‘tuk disembuhkan
Cinta membawaku pada sebuah kebimbangan
Jauh pada kenyataan..
Hanya khayal yang slalu dekat pada diriku
Menghayal yang tak mungkin akan terjadi padaku dan dirinya
Semua itu hanya sebuah mimpi semu
Yang takkan dapat terwujudkan sampai kapanpun
Tapi, hati ini takkan pernah bosan mencari labuhan hati
Yang selama ini kurindukan
Walau aku tak tau siapa dia..



Dulu aku memang mengharapkan
Cintamu kan datang kembali untukku
Tapi kini aku telah rapuh
Aku tak sanggup menunggumu
Aku takkan pernah menyesal
Menjadi milikmu dulu
Yang walau hanya sesaat
Maafkan aku
Yang tak lagi bisa menyayangimu
Dan mencintaimu seperti dulu
Tapi, kau adalah anugerah terindah yang pernah kumiliki


Friday, January 23, 2009

Arti sebuah kedewasaan

Arti Sebuah kedewasaan

Menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihan...
Seseorang dikatakan dewasa bukan karena dia telah mencapai umur
tertentu. Terkadang, ada orang yang umurnya sudah tua tapi ada yang
mengatakan perilakunya masih kekanak-kanakan. Ada juga, seseorang
yang tergolong masih muda, tapi ada juga yang mengatakan dia itu
seorang yang dewasa. Fenomena keseharian ini memperlihatkan bahwa
umur tidak memberikan jaminan seseorang itu mampu mencapai
kedewasaan. Lantas, kedewasaan itu apa sih..?.

Kedewasaan itu sangat terkait dengan urusan mentalitas (psikologis).
Cara yang paling mudah untuk mengukur kedewasaan adalah ketika
seseorang itu dihadapkan kepada permasalahan-permasalahan yang ada.
Nanti, saya akan memaparkan sebuah kisah kehidupan seseorang yang
begitu tegar menghadapi masalah. Kisah itu, bagi saya sangat
mengharukan, saya sempat menitikkan air mata mengetahui cerita itu.
Entah, saya barangkali tak sanggup bertahan ketika menghadapi
masalah yang sama seperti yang dialami seseorang itu. Dari kisahnya,
saya hanya ingin mengajak untuk mencoba jujur terhadap diri kita
masing-masing. Apakah kita sudah dewasa ataukah belum..? Mengenai
cerita itu, sabar ya, tunggu saja nanti !

Kita lanjutkan dulu uraian tentang topik "masalah". Dalam mengarungi
samudera kehidupan ini, kita pasti dihadapkan kepada sebuah masalah.
Itulah dinamika yang membuat hidup menjadi bermakna. Rasa-rasanya,
hidup ini akan terasa gersang jika tak ada dinamika kehidupan, hidup
hanya monoton, tak ada pernak-perniknya, sungguh, hidup ini tak
terasa indah. Tapi, permasalahannya kemudian, sejauhmana kita bisa
memandang sebuah masalah dengan cara pandang yang berbeda, sebuah
cara pandang menggunakan kejernihan berpikir kita. Kita semua tahu,
permasalahan akan senantiasa ada, yang terpenting adalah bagaimana
kita bersikap ketika menghadapi masalah tersebut. Disinilah sebuah
kedewasaan akan terlihat.

Akankah kita hanya sekedar mengeluh mensikapi masalah yang kita
hadapi, menyalahkan orang lain sebagai biang masalah dan bahkan
menganggap Allah SWT tidak adil karena menimpakan masalah yang
barangkali terlalu berat, atau kita akan bersikap sebaliknya. Kita
mensikapi sebuah masalah dengan tenang, tidak emosional lantas pelan-
pelan memikirkan jalan keluar yang tepat. Bagaimana menurutmu, kira-
kira akan memilih yang mana...?

Baik, sambil merenung, saya akan memenuhi janji.



Seperti yang saya janjikan diawal tadi, saya akan bercerita tentang
sebuah kisah nyata. Kisah ini pernah saya baca di dalam sebuah
majalah Islam. Sudah cukup lama saya membacanya, sampai-sampai
majalah itu entah kemana. Tapi, memori saya masih terus mengingat
kisah itu. Kisahnya adalah tentang seorang pemuda yang sederhana,
dia seorang mahasiswa. Suatu ketika, dia sedang kekurangan uang.
Dia pernah tidak makan nasi selama 24 hari karena uangnya tidak
cukup untuk membeli nya. Barangkali ada yang bertanya, bagaimana dia
bisa bertahan hidup...?.

Setiap hari, dia hanya menganggarkan uang seribu rupiah untuk bisa
menganjal perutnya dari rasa lapar. Setiap pagi, dia membeli
sepotong roti seharga limaratus rupiah untuk bisa bertahan dari rasa
lapar di siang harinya. Begitu juga, ketika sore tiba, dia melakukan
hal yang sama, membeli lagi sepotong roti seharga lima ratus rupiah
untuk bisa bertahan dari rasa laparnya sampai esok pagi tiba.
Begitu seterusnya, sampai 24 hari lamanya. Sungguh, kisah ini sangat
mengharukan. Saya sempat menitikkan ari mata ketika membacanya. Luar
biasa, dia tak mengeluh dengan keadaan yang menimpa dirinya.

Dia tak mau meminjam uang karena dia tak mau merepotkan temannya.
Justru, dengan keadaan seperti itu, tak menyurutkan langkahnya untuk
bisa berprestasi. Itu terbukti ketika dia terpilih menjadi salah
satu remaja berprestasi versi salah satu majalah Islam di negeri
ini. Dan, kisahnya ini diungkapkan dalam sebuah wawancara dengan
majalah Islam itu.

Ada satu lagi cerita menarik darinya. Ketika akan diundang dalam
acara penganugerahan hadiah, terpaksa dia meminjam baju salah
seorang temannya karena memang dia benar-benar tidak mempunyai baju
yang layak untuk menghadiri sebuah acara yang boleh dibilang resmi.
Subhanallah.

Cerita ini bisa menjadi renungan bagi kita. Terkadang, kita terlalu
banyak mengeluh atas keadaan yang kita alami, sementara kalau kita
menghitung nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, sungguh, tak
akan bisa terhitung banyaknya. Tapi, biasanya, kita terus merasa
kurang dan kurang. Seolah kita lupa atas segala nikmat yang telah
Allah berikan kepada kita. Laki-laki sederhana itu bisa kita jadikan
contoh, bagaimana dia senantiasa tersenyum walau dalam keadaan yang
sederhana, bahkan boleh dibilang kekurangan. Baginya, keadaan yang
seperti itu tak terlalu menjadi masalah.

Setidaknya, dia tidak menganggap kebahagiaan semata-mata karena
banyaknya harta yang dimiliki. Lelaki itu, semoga menjadi pelajaran
kita dan kelak, semoga Allah memasukannya kedalam surgaNya. Darinya,
kita bisa mengambil pelajaran, bahwa kedewasaan itu adalah,
bagaimana kita bisa mengatasi permasalahan dengan bijaksana.
Sekarang, mari sama-sama kita jujur pada diri kita sendiri,

Sudah dewasakah kita...?.